Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran
1. Peran Pengajar, Dosen, dan Media pembelajaran
Pekerjaan pengajar ialah pekerjaan professional, lantaran itu diharapkan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan sanggup dilihat dari segi kesanggupan menjalankan kiprahnya sebagai pengajar, pengajar, pembimbing, direktur dan sebagai transfer ilmu pengetahuan.
Setiap pengajar dalam menjalankan tugasnya, setidak-tidaknya akan berhadapan dengan lima tantangan, yaitu : [1] Apakah pengajar mempunyai pengetahuan, pemahaman dan pengertian yang cukup perihal media pembelajaran? [2] Apakah pengajar mempunyai keterampilan cara memakai media tersebut dalam proses pembelajaran di kelas? [3] Apakah pengajar bisa membuat sediri alat-alat media pendidikan yang dibutuhkan? [4] Apakah pengajar melaksanakan evaluasi terhadap media yang akan atau yang telah digunakan? [5] Apakah pengajar mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang manajemen media pembelajaran?
Media pembelajaran sebagai pembawa atau menyalurkan pesan, pada mulanya pengajar hanya menganggap “media sebagai alat bantu mengajar pengajar [teaching aids]. Alat bantu yang digunakan ialah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan lain-lain yang sanggup memperlihatkan pengalaman konkrit, motivasi berguru serta mempertinggi daya serap dan retensi berguru pembelajar. Dengan masuknya imbas teknologi audio sekitar era ke-20, berupa alat visual yang digunakan dan dilengkapi dengan alat audio yang kemudian dikenal adanya alat audio visual atau audio visual aids [AVA], yang mensugesti penggunaan alat-alat dalam proses pembelajaran. Maka dari sini, muncul bermacam peralatan yang digunakan pengajar untuk memberikan pesan pedoman kepada pembelajar melalui alat-alat yang mengutamakan “penglihatan” [visual] dan “pendengaran” [audio] untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Maka, pada final tahun 1950, teori komunikasi mulai mensugesti penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi berguru .
Pada tahun 1960 - 1965, teori tingkah laris [behaviorism theory] pedoman B.F. Skinner mulai mensugesti penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini, mendorong orang untuk lebih memperhatikan pembelajar dalam proses pembelajaran, lantaran berdasarkan teori ini, mendidik ialah mengubah tingkah laris pembelajar. Perubahan tingkah laris ini harus tertanam pada diri pembelajar sehingga menjadi budbahasa kebiasaan. Maka, setiap ada perubahan tingkah laris positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan [reinforcement], berupa pemberitahuan bahwa tingkah laris tersebut telah betul. Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem [system approach] mulai menampakkan pengaruhnya. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya “media” sebagai cuilan integral dalam acara pembelajaran. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik pembelajar serta diarahkan kepada perubahan tingkah laris pembelajar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Maka, pengajar-pengajar mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laris pembelajar. Dari sini maka lahirlah konsep penggunaan “multi media” dalam kegiatan pembelajaran. Uraian di atas, memperlihatkan citra bahwa sudah selayaknya pengajar tidak lagi memandang hanya media sebagai alat bantu belaka untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan [pengajar] ke peserta pesan [pembelajar]. Maka sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh pengajar tetapi yang lebih penting lagi sanggup pula digunakan oleh pembelajar. Oleh lantaran itu, sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media sanggup mewakili pengajar memberikan informasi secara lebih teliti, terang dan menarik. Maka, fungsi media tersebut sanggup dilaksanakan dengan baik, walau tanpa kehadiran pengajar secara fisik dalam proses pembelajaran di kelas.
Dengan peranan media yang semakin meningkat ini seringkali mengakibatkan kekhawatiran di pihak pengajar. Artinya, pengajar dan mungkin juga dosen, takut apabila fungsinya akan digeser oleh media pendidikan atau media pembelajaran. Namun kekhawatiran-kekhawatiran semacam itu sebetulnya tak perlu ada kalau kita ingat dan paham betul kiprah dan peranan pengajar yang sebenarnya. Karena, kiprah dan peranan pengajar selain mengajar juga memperlihatkan perhatian dan bimbingan secara individual kepada pembelajarnya ialah kiprah penting yang tidak sanggup digantikan dan mungkin selama ini belum dilaksanakan sepenuhnya. Dengan demikian, pengajar, dosen dan media pembelajaran hendaknya pundak membahu dalam memberi kemudahan berguru bagi pembelajar. Maka, perhatian dan bimbingan secara individual sanggup dilaksanakan oleh pengajar dengan baik sementara informasi sanggup pula disajikan secara jelas, menarik, teliti, efisien dan efektif oleh media pembelajaran .
2. Pengetahuan, Pemahaman Pengajar perihal Media Pembelajaran
Setiap pengajar dituntut mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup perihal media pembelajaran. Pengetahuan dan pemahaman terse but, meliputi :
a. Media sebagai alat komunikasi, sanggup gunakan untuk lebih meng efektifkan proses pembelajaran.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c. Situasi proses belajar.
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pembelajaran.
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f. Memilih dan memakai media pembelajaran.
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran.
h. Usaha penemuan media pembelajaran, dll .
Untuk menentukan media pembelajaran apa yang kiranya paling cocok dan efektif digunakan dalam suatu proses pembelajaran, tidaklah mudah, lantaran hingga kini ini belum ditemukan suatu formulasi atau rumusan, sehingga sanggup dijadikan pedoman secara standarisasi. Sulit dan rumitnya pemelihan media instruksional tersebut, disebabkan beberapa faktor yang saling berhubungan, menyerupai tergambar pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini : [a] Seberapa jauh situasi dan latar belakang pekerjaan yang sebetulnya perlu ditiru dalam proses latihan? [b] Media apa yang dianggap paling simpel untuk memaketkan, melaksanakan dan memperbarui prosees pembelajaran? [c] Apakah diharapkan perlengkapan untuk memakai media yang dipilih itu? Jika pertanyaan-pertanyaan ini dijawab ya, apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan peralatan tertentu itu sanggup dipertanggung jawabkan untuk keperluan pelajaran yang bersangkutan? [d] Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan berguru pembelajar? Artinya, sesuai kalau dlihat dari faktor kebudayaan, usia, kebiasaan belajar, dan sebagainya. [e] Sejauh manakah pencapaian pembelajar harus sesuai dengan saran yang telah ditentukan? [f] Apakah nilai materi pelajaran sepadam dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan media itu? Dari pertanyaan yang dikemukakan di atas mengandung makna, bahwa dalam menentukan media “merupakan cuilan integral” dari proses pembelajaran dan tidak terpisah. Artinya dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, tentu tidak sanggup dilepaskan dari : [a] Tujuan pembelajaran, [b] Materi pelajaran, [c] Metode mengajar [d] Kebutuhan pembelajar, dan [e] Tersedianya alat-alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan di atas, terlihat bahwa betapa rumitnya pemelihan media pembelajaran, bahkan pertanyaan-pertanyaan tersebut juga mengandung makna bahwa “memilih media” merupakan cuilan integral dari proses perencanaan pelajaran. Oleh lantaran itu, pengetahuan dan pemahaman pengajar yang cukup perihal media pembelajaran merupakan hal yang mutlak, lantaran dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut seorang pengajar bisa menentukan media yang digunakan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi, sesuai dengan metode, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pembelajar, dan alat-alat yang dibutuhkan tersebut tersedia dan sanggup digunakan dengan baik.
Untuk memakai media pembelajaran dengan baik, efisein dan efektif, diharapkan kemampuan dan keterampilan membuat dan menentukan media yang akan digunakan dalam proses berguru pengajaran. Maka, sebelum membuat dan menentukan media, terlebih dahulu mengenal jenis-jenis media pembelajaran yang sanggup digunakan dalam proses pembelajaran, sebagai berikut :
1] Media yang sanggup digunakan
sendiri oleh pembelajar, yaitu, berupa :
[a] media rekaman, dan
[b] materi berguru mandiri
2] Media yang memerlukan kehadiran pengajar,
yaitu, berupa :
[a] papan tulis atau whiteboard,
[b] transparansi OHT, dan
[c] lembaran balik.
3] Media yang tidak memerlukan keahlian
khusus, menyerupai :
[a] papan tulis atau whiteboard,
[b] transparansi OHP, dan
[c] materi cetak [buku, handout,modul, diktat].
4] Media yang memerlukan keahlian khusus, yaitu, menyerupai :
[a] acara slide,
[b] acara film,
[c] acara video,
[d] acara audio cassette,
[e] acara VCD dan LCD
[f] acara TV
[g] acara komputer dan internet
Prof Ely [1982], menyatakan bahwa untuk menentukan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya, dalam arti media sebagai komponen sistem instruksional secara keseluruhan. Maka menurutnya, meskipun tujuan dan isinya su dah diketa -
hui, tetapi faktor lain dalam proses pembelajaran perlu dipertimbangkan, biar proses pembelajaran sanggup mencapai tujuan dengan baik, menyerupai :
a] karakteristik pembelajar
b] seni manajemen berguru mengajar
c] organisasi kelompok belajar
d] alokasi waktu
e] sumber belajar
f] mekanisme evaluasi perlu dipertimbangkan .
Dengan dasar ini, maka Prof Ely, menyarankan untuk pendekatan praktis, biar mempertimbangkan pula beberapa faktor menyerupai media apa saja yang tersedia, berapa harganya, berapa usang diharapkan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai yaitu pembelajar dan pengajar .
Selain pandangan di atas, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 33 orang pengajar di Yogyakarta yang dilakukan oleh mahasiswa acara Akta IV-UII angkatan XIV tahun sekolah tinggi 2004/2005, perihal bagaimanakah pemahanan pengajar terhadap media pembelajaran, alasan memakai media dan manfaat memakai media dalam proses pembelajaran? Dari hasil wawancara tersebut, sanggup disimpulkan bahwa :
Pertama, pemahaman pengajar terhadap Media pembelajaran, bahwa media ialah : [1] media pembelajaran sebagai alat bantu untuk memberikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran dan sebagai alat komunikasi untuk merangsang pembelajar belajar. [2] media pembelajaran sanggup menggantikan objek orisinil yang dipelajari. [3] media pembelajaran, sebagai alat bantu untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan pembalajaran [4] pesan [materi pelajaran] yang disampaikan pengajar sanggup diterima pembelajar dengan baik. [5] penggunaan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, materi, metode dan tujuan pembelajaran sanggup menumbuhkan minat, ketertarikan dan kemampuan pembelajar terhadap materi pelajaran. [6] media pembelajaran, sebagai alat/sarana yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran dalam proses pembelajaran.
Kedua, alasan pengajar memakai media dalam proses pembelajaran, ialah : [1] media sifatnya praktis, gampang digunakan dalam proses pembelajaran dan biar proses serta produk atau hasil berguru pembelajar tidak menyimpang dari objek dan duduk perkara yang dipelajari. [2] memperlihatkan kemudahan bagi pengajar untuk menjelaskan materi pelajaran serta gampang dipahami pembelajar. [3] menghindari kejenuhan pengajar maupun pembelajar. [4] menyebarkan kreativitas pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran. [5] mendayagukan dan menyebarkan potensi SDM dalam meningkatkan mutu pendidikan. [6] optimalisasi proses pembelajaran dengan mempertimbangkan kamjauan IPTEK. [7] membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. [8] variasi pengajar dalam memakai media dan metode mengajar. [9] materi yang disampaikan gampang diterima dan dipahami pembelajar. [10] sanggup menumbuhkan minat, ketertarikan dan kemampuan pembelajar terhadap materi pelajaran.
Ketiga, manfaat media pembelajaran bagi pengajar dalam proses pembelajaran, ialah : [1] meningkatkan variasi belajar, motivasi dan memudahkan pembelajar dalam mendapatkan materi pelajaran. [2] membantu pengajar dalam proses pembelajaran. [3] memperlihatkan klarifikasi serta gambar dengan cara yang gampang dipahami pembelajar. [4] membuat suasana yang sinergis. [5] membiasakan pengajar kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. [6] lebih efisien dari segi waktu. [7] memperlihatkan kemudahan bagi pembelajar dalam peresapan materi pelajaran. [8] meningkatkan kualitas pengajar dalam mengajar dan meningkatkan prinsip berguru sederhana dan sempurna guna. [9] dengan media pembelajaran, materi pelajaran sanggup disampaikan secara sistematik dan terfokus. [10] sanggup memperjelas penyajian materi pelajaran, lebih efisien dan efektif, sanggup menumbuhkan motivasi, minat, ketertarikan pembelajar dalam belajar. [11] metode mengajar bervariasi, menarik, sehingga pembelajar tidak merasa bosan. [12] menghemat tenaga, lantaran tidak harus berulang kali menulis di papan tulis dan sanggup digunakan berulang kali. [13] materi yang disampaikan dengan gampang diserap pembelajar. [14] terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan pembelajar. [15] tercipta suasana berguru yang menyenangkan, tanpa tekanan dan tidak membosankan .
3. Keterampilan Memilih, Menggunakan, Membuat Media pembelajaran
Untuk memakai media pembelajaran dengan baik dan efisien dalam proses pembelajaran, diharapkan keterampilan menentukan media yang akan digunakan, dibutuhkan keterampilan dan keahlian untuk membuat media pembelajaran. Oleh lantaran itu, pengajar atau calon pengajar harus berusaha menentukan dan membuat media pembelajaran yang sanggup memenuhi kriteria-kriteria sebagai sebuah media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
a. Memilih dan Menggunakan Media pembelajaran
Setiap pengajar tidak cukup hanya mempunyai pengetahuan perihal kemediaan saja, tetapi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan dan memakai media dengan baik dalam suatu proses pembelajaran dan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Maka, kriteria-kriteria pemilihan tersebut antara lain, sebagai berikut :
1] Tujuan pengajaran
2] Bahan pelajaran
3] Metode mengajar
4] Tersedianya alat yang dibu-tuhkan
5] Jalannya pelajaran
6] Penilaian hasil belajar
7] Pribadi pengajar
8] Minat dan kemampuan pem-belajar
9] Situasi pengajaran yang sedang berlangsung .
Dick dan Carey [1978], me-nyebutkan bahwa di samping kese-suaian dengan tujuan pembelajaran, masih ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan media, yaitu : Pertama, tersedia sumber setempat, artinya apabila media tersebut tidak tersedia, maka harus dibeli atau dibentuk sendiri. Kedua, apakah tersedianya dana, tenaga, dan kemudahan Ketiga, kepraktisan dan ketahanan media untuk jangka waktu yang lama, artinya sanggup digunakan dalam kondisi apapun dan waktu kapanpun, serta gampang dibawa ke mana-mana sesuai dengan keperluan. Keempat, ialah faktor efektivitas dan efesiensi biaya, apabila dimanfaatkan untuk jangka waktu yang relatif lama. Media yang pengadaannya memerlukan investasi mahal, tetapi sifatnya tidak sanggup diadaptasi dengan kebutuhan perkembangan, contohnya materinya sudah kedaluwarsa, maka lebih baik menentukan media yang murah menyerupai brosur dan lain-lain yang daya tahannya lebih lama.
Dari keterangan di atas, terlihat bahwa antara media pembelajaran dengan faktor-faktor pengajaran lainnya sangat erat hubungannya dan interdependensi antara satu faktor dengan faktor yang lainnya dalam proses pembelajaran. Artinya, masing-masing komponen tersebut tidak terpisah, tapi menyatu satu dengan yang lain. Tetapi selain hal-hal tersebut di atas, ada juga komponen lain yang perlu dan harus diperhatikan pada ketika menentukan dan memakai media, yaitu :
1] Daya jangkauan, terhadap pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan pengajaran masal.
2] Keluwesan pakai, yaitu kapan media tersebut akan digunakan, di mana akan digunakan dan audiennya siapa.
3] Ketergantungan, artinya media yang digunakan juga tergantung pada sarana dan kemudahan yang lain.
4] Kendali, siapa yang akan mengendalikan media tersebut?
5] Atribut, artinya kualitas hasil media yang digunakan dalam proses belajar?
6] Biaya, artinya media yang digunakan mahal atau murah dan juga daya tahannya?
b. Membuat Media Pembelajaran
Setiap pengajar, selain memakai media pembelajaran yang telah diproduksi oleh produser media, juga diharapkan sanggup membuat sendiri media pembelajaran yang sederhana dan sesuai dengan kriteria pembuatan media. Tetapi, untuk membuat media pembelajaran diharapkan keterampilan [skill]. Pengajar, penatar, presentator yang berkeinginan menjelaskan sesuatu ide, informasi, suatu gagasan secara baik dan jelas, diharapkan keterampilan untuk menuangkan pesan tersebut. Sebagai pola saja, ketika mendisaian “media transparansi”, pada umumnya “semua” ide-ide, informasi, gagasan yang akan dijelaskan dituangkan pada transparansi dengan “prinsip memberikan informasi sedetail-detailnya”, sehingga sebuah transparansi terlihat penuh, ramai, berjubel, hurup-hurup yang kecil, terkesan kurang sederhana, dan bahkan sisi keindahan terabaikan. Hal ini mengakibatkan peserta pesan sulit memahami ide-ide, informasi, gagasan yang dituangkan pada transparansi tersebut. Suatu disain transparansi yang baik, hanya sanggup memuat “hal-hal yang pokok-pokok saja”, tidak perlu detail, mempunyai unsur kesederhanaan, keindahan dan apabila disain transparansi dengan memakai gambar, maka gambar tersebut harus “mengandung unsur gerak” suatu perbuatan dan bukan gambar mati. Dengan dasar ini, maka seorang pengajar harus mempunyai skill atau keterampilan mendisain atau membuat “media pembelajaran”.
Selain mempunyai skill atau keterampilan, disain media tersebut harus juga memenuhi syarat-syarat tertentu, sebagai berikut :
1] Rasional, yaitu sesuai dengan logika dan bisa dipikirkan oleh kita
2] Ilmiah, yaitu sesuai dengan perkembangan logika dan bisa dipikirkan oleh kita.
3] Ekonomis, yaitu sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat dan efisien.
4] Praktis, yaitu sanggup digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana .
Untuk itu, kepada para pengajar selain dituntut sanggup memakai media pembelajaran yang telah ada, juga dituntut kemampuannya untuk sanggup membuat media sederhana yang sanggup digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Sebagai contoh, pelajaran ibadah haji yang selama ini dalam proses pembelajaran dilakukan secara verbalisme semata yang tentu banyak mengandalkan kemampuan daya ingat pengajar dan sisiwa yang mungkin saja terjadi kelupaan dalam menerangkan. Alasan lain, mungkin jugu pengajar itu sendiri belum melaksanakan ibadah haji, sehingga apa yang dijelaskan itu hanya secara teori dan mungkin juga ada hal-hal yang terlupakan secara praktek. Untuk mengatasi hal ini, seorang pengajar sanggup mengemas atau memakai kemasan produk media pelaksanaan ibadah haji dalam suatu rekaman video atau VCD yang sanggup digunakan untuk disampaikan dalam proses pembelajaran. Hal ini, sangat membantu pengajar dalam menjelaskan, sehingga tidak ada hal-hal yang terlupakan dalam menjelaskan pelajaran ibadah haji.
4. Nilai dan Kegunaan Media Pembelajaran
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan evaluasi ialah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Kedudukan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan berguru yang diatur oleh pengajar. Dari sini, nilai dan kegunaan media pembelajaran yang digunakan untuk sanggup mempertinggi berguru pembelajar, mempertinggi hasil berguru yang dicapai pembelajar dalam proses pembelajaran.
a. Nilai Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan sanggup mempertinggi berguru pembelajar dalam proses pengajaran dan sanggup mempertinggi hasil berguru yang dicapai pembelajar. Nana Sudjana, menyatakan ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran sanggup mempertinggi proses berguru pembelajar.
Alasan pertama, berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran pembelajar, antara lain :
1] Pengajaran akan lebih menarik perhatian pembelajar, sehingga sanggup menumbuhkan motivasi belajar.
2] Bahan pengajaran akan lebih terang maknanya, sehingga lebih gampang dipahami oleh pembelajar dan memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3] Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komuni-kasi verbal, sehingga membuat pembelajar cepat bosan, pengajar ke-habisan tenaga dan mungkin juga materi pelajaran, apalagi pengajar mengajar setiap jam pelajaran.
4] pembelajar lebih banyak melaksanakan kegiatan belajar, lantaran tidak hanya mendengarkan uraian pengajar saja, tetapi pembelajar sanggup melaksanakan kegiatan lain, menyerupai mencatat, mengamati, mendemon-strasikan, dll.
Alasan kedua, berkenaan dengan taraf berpikir pembelajar, artinya taraf berfikir insan mengikuti tahap perkembangan, yaitu dimulai dari berpikir konkrit menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Maka. penggunaan Media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut, lantaran dengan memakai media pembelajaran hal-hal yang ajaib sanggup dikonkritkan dan hal-hal yang kompleks sanggup disederhanakan .
b. Kegunaan Media Pembelajaran
Secara umum kegunaan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran ialah :
1] Memperjelas sajian pesan biar tidak terlalu verbalistik dalam bentuk kata-kata tertulis dan ekspresi belaka.
2] Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, contohnya :
[a] Objek yang terlalu besar sanggup digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film, dan model.
[b] Objek yang kecil sanggup dibantu dengan projector mikro, film bingkai, film, dan gambar.
[c] Kejadian atau kejadian yang terjadi di masa kemudian sanggup ditampilkan lagi lawat rekaman film, vidio, film bingkai, foto, maupun verbal.
[d] Objek yang terlalu kompleks [misalnya mesin-mesin] sanggup disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
[e] Konsep yang terlalu luas, menyerupai gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain sanggup divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3] Dengan memakai media pembelajaran secara sempurna dan bervariasi sanggup di atasi perilaku pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berkhasiat untuk :
[a] Menimbulkan kegairahan belajar.
[b] Memungkinkan interaksi yang lebih eksklusif antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
[c] Memungkinkan anak didik sanggup berguru sendiri berdasarkan kemampuan dan minatnya.
4] Dengan sifat yang unik pada tiap pembelajar ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda antara pengajar dan pembelajar, sedangkan kurikulum dan materi pengajaran ditentukan sama untuk semua pembelajar, maka pengajar mengalami kesulitas bilamana semuanya itu harus ditangani sendiri. Pengajar sanggup mengatasi hal-hal tersebut dengan memakai media pembelajaran, yaitu :
[a] Kemampuan pengajar memperlihatkan perangsang yang sama
[b] Kemampuan pengajar dalam mempersamakan pengalaman.
[c] Kemampuan pengajar untuk mengakibatkan persepsi yang sama .
Dari klarifikasi di atas sanggup dikatakan bahwa “manfaat media” pengajaran ialah :
1. Lebih menarik perhatian
2. Menumbuhkan motivasi
3. Bahan pengajaran lebih jelas
4. Metode bervariasi
5. Pembelajar banyak melaksanakan kegiatan belajar
Jadi, media ialah segala sesuatu yang sanggup digunakan untuk menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada peserta informasi atau peserta pesan. Dengan demikian, peranan media dalam proses pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan [informasi] yang sanggup dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran atau sarana fisik untuk memberikan isi/materi pelajaran.
Penilaian Hasil Belajar, suatu proses untuk mengambil keputusan dengan memakai informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang memakai instrumen tes maupun non tes. Penilaian hasil berguru gres sanggup dilakukan dengan baik dan benar bila memakai informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil berguru yang memakai tes sebagai alat ukurnya.
Konsep pokok mengenai penilaian, tes dan pengukuran, terutama yang berkenaan dengan pengertian, peranan, fungsi dan etika tes, perencanaan tes, konstruksi butir soal baik tes uraian [terbatas dan bebas] maupun tes objektif dalam beberapa tipe, pengadministrasian tes [mencakup perakitan naskah tes, penulisan petunjuk tes, produksi naskah tes, dan beberapa pertimbangan pelaksanaan tes], pengolahan dan pendekatan penilaian, serta analisis soal.
Pekerjaan pengajar ialah pekerjaan professional, lantaran itu diharapkan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan sanggup dilihat dari segi kesanggupan menjalankan kiprahnya sebagai pengajar, pengajar, pembimbing, direktur dan sebagai transfer ilmu pengetahuan.
Setiap pengajar dalam menjalankan tugasnya, setidak-tidaknya akan berhadapan dengan lima tantangan, yaitu : [1] Apakah pengajar mempunyai pengetahuan, pemahaman dan pengertian yang cukup perihal media pembelajaran? [2] Apakah pengajar mempunyai keterampilan cara memakai media tersebut dalam proses pembelajaran di kelas? [3] Apakah pengajar bisa membuat sediri alat-alat media pendidikan yang dibutuhkan? [4] Apakah pengajar melaksanakan evaluasi terhadap media yang akan atau yang telah digunakan? [5] Apakah pengajar mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang manajemen media pembelajaran?
Media pembelajaran sebagai pembawa atau menyalurkan pesan, pada mulanya pengajar hanya menganggap “media sebagai alat bantu mengajar pengajar [teaching aids]. Alat bantu yang digunakan ialah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan lain-lain yang sanggup memperlihatkan pengalaman konkrit, motivasi berguru serta mempertinggi daya serap dan retensi berguru pembelajar. Dengan masuknya imbas teknologi audio sekitar era ke-20, berupa alat visual yang digunakan dan dilengkapi dengan alat audio yang kemudian dikenal adanya alat audio visual atau audio visual aids [AVA], yang mensugesti penggunaan alat-alat dalam proses pembelajaran. Maka dari sini, muncul bermacam peralatan yang digunakan pengajar untuk memberikan pesan pedoman kepada pembelajar melalui alat-alat yang mengutamakan “penglihatan” [visual] dan “pendengaran” [audio] untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Maka, pada final tahun 1950, teori komunikasi mulai mensugesti penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi berguru .
Pada tahun 1960 - 1965, teori tingkah laris [behaviorism theory] pedoman B.F. Skinner mulai mensugesti penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini, mendorong orang untuk lebih memperhatikan pembelajar dalam proses pembelajaran, lantaran berdasarkan teori ini, mendidik ialah mengubah tingkah laris pembelajar. Perubahan tingkah laris ini harus tertanam pada diri pembelajar sehingga menjadi budbahasa kebiasaan. Maka, setiap ada perubahan tingkah laris positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan [reinforcement], berupa pemberitahuan bahwa tingkah laris tersebut telah betul. Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem [system approach] mulai menampakkan pengaruhnya. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya “media” sebagai cuilan integral dalam acara pembelajaran. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik pembelajar serta diarahkan kepada perubahan tingkah laris pembelajar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Maka, pengajar-pengajar mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laris pembelajar. Dari sini maka lahirlah konsep penggunaan “multi media” dalam kegiatan pembelajaran. Uraian di atas, memperlihatkan citra bahwa sudah selayaknya pengajar tidak lagi memandang hanya media sebagai alat bantu belaka untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan [pengajar] ke peserta pesan [pembelajar]. Maka sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh pengajar tetapi yang lebih penting lagi sanggup pula digunakan oleh pembelajar. Oleh lantaran itu, sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media sanggup mewakili pengajar memberikan informasi secara lebih teliti, terang dan menarik. Maka, fungsi media tersebut sanggup dilaksanakan dengan baik, walau tanpa kehadiran pengajar secara fisik dalam proses pembelajaran di kelas.
Dengan peranan media yang semakin meningkat ini seringkali mengakibatkan kekhawatiran di pihak pengajar. Artinya, pengajar dan mungkin juga dosen, takut apabila fungsinya akan digeser oleh media pendidikan atau media pembelajaran. Namun kekhawatiran-kekhawatiran semacam itu sebetulnya tak perlu ada kalau kita ingat dan paham betul kiprah dan peranan pengajar yang sebenarnya. Karena, kiprah dan peranan pengajar selain mengajar juga memperlihatkan perhatian dan bimbingan secara individual kepada pembelajarnya ialah kiprah penting yang tidak sanggup digantikan dan mungkin selama ini belum dilaksanakan sepenuhnya. Dengan demikian, pengajar, dosen dan media pembelajaran hendaknya pundak membahu dalam memberi kemudahan berguru bagi pembelajar. Maka, perhatian dan bimbingan secara individual sanggup dilaksanakan oleh pengajar dengan baik sementara informasi sanggup pula disajikan secara jelas, menarik, teliti, efisien dan efektif oleh media pembelajaran .
2. Pengetahuan, Pemahaman Pengajar perihal Media Pembelajaran
Setiap pengajar dituntut mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup perihal media pembelajaran. Pengetahuan dan pemahaman terse but, meliputi :
a. Media sebagai alat komunikasi, sanggup gunakan untuk lebih meng efektifkan proses pembelajaran.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c. Situasi proses belajar.
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pembelajaran.
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f. Memilih dan memakai media pembelajaran.
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran.
h. Usaha penemuan media pembelajaran, dll .
Untuk menentukan media pembelajaran apa yang kiranya paling cocok dan efektif digunakan dalam suatu proses pembelajaran, tidaklah mudah, lantaran hingga kini ini belum ditemukan suatu formulasi atau rumusan, sehingga sanggup dijadikan pedoman secara standarisasi. Sulit dan rumitnya pemelihan media instruksional tersebut, disebabkan beberapa faktor yang saling berhubungan, menyerupai tergambar pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini : [a] Seberapa jauh situasi dan latar belakang pekerjaan yang sebetulnya perlu ditiru dalam proses latihan? [b] Media apa yang dianggap paling simpel untuk memaketkan, melaksanakan dan memperbarui prosees pembelajaran? [c] Apakah diharapkan perlengkapan untuk memakai media yang dipilih itu? Jika pertanyaan-pertanyaan ini dijawab ya, apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan peralatan tertentu itu sanggup dipertanggung jawabkan untuk keperluan pelajaran yang bersangkutan? [d] Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan berguru pembelajar? Artinya, sesuai kalau dlihat dari faktor kebudayaan, usia, kebiasaan belajar, dan sebagainya. [e] Sejauh manakah pencapaian pembelajar harus sesuai dengan saran yang telah ditentukan? [f] Apakah nilai materi pelajaran sepadam dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan media itu? Dari pertanyaan yang dikemukakan di atas mengandung makna, bahwa dalam menentukan media “merupakan cuilan integral” dari proses pembelajaran dan tidak terpisah. Artinya dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, tentu tidak sanggup dilepaskan dari : [a] Tujuan pembelajaran, [b] Materi pelajaran, [c] Metode mengajar [d] Kebutuhan pembelajar, dan [e] Tersedianya alat-alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan di atas, terlihat bahwa betapa rumitnya pemelihan media pembelajaran, bahkan pertanyaan-pertanyaan tersebut juga mengandung makna bahwa “memilih media” merupakan cuilan integral dari proses perencanaan pelajaran. Oleh lantaran itu, pengetahuan dan pemahaman pengajar yang cukup perihal media pembelajaran merupakan hal yang mutlak, lantaran dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut seorang pengajar bisa menentukan media yang digunakan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi, sesuai dengan metode, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pembelajar, dan alat-alat yang dibutuhkan tersebut tersedia dan sanggup digunakan dengan baik.
Untuk memakai media pembelajaran dengan baik, efisein dan efektif, diharapkan kemampuan dan keterampilan membuat dan menentukan media yang akan digunakan dalam proses berguru pengajaran. Maka, sebelum membuat dan menentukan media, terlebih dahulu mengenal jenis-jenis media pembelajaran yang sanggup digunakan dalam proses pembelajaran, sebagai berikut :
1] Media yang sanggup digunakan
sendiri oleh pembelajar, yaitu, berupa :
[a] media rekaman, dan
[b] materi berguru mandiri
2] Media yang memerlukan kehadiran pengajar,
yaitu, berupa :
[a] papan tulis atau whiteboard,
[b] transparansi OHT, dan
[c] lembaran balik.
3] Media yang tidak memerlukan keahlian
khusus, menyerupai :
[a] papan tulis atau whiteboard,
[b] transparansi OHP, dan
[c] materi cetak [buku, handout,modul, diktat].
4] Media yang memerlukan keahlian khusus, yaitu, menyerupai :
[a] acara slide,
[b] acara film,
[c] acara video,
[d] acara audio cassette,
[e] acara VCD dan LCD
[f] acara TV
[g] acara komputer dan internet
Prof Ely [1982], menyatakan bahwa untuk menentukan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya, dalam arti media sebagai komponen sistem instruksional secara keseluruhan. Maka menurutnya, meskipun tujuan dan isinya su dah diketa -
hui, tetapi faktor lain dalam proses pembelajaran perlu dipertimbangkan, biar proses pembelajaran sanggup mencapai tujuan dengan baik, menyerupai :
a] karakteristik pembelajar
b] seni manajemen berguru mengajar
c] organisasi kelompok belajar
d] alokasi waktu
e] sumber belajar
f] mekanisme evaluasi perlu dipertimbangkan .
Dengan dasar ini, maka Prof Ely, menyarankan untuk pendekatan praktis, biar mempertimbangkan pula beberapa faktor menyerupai media apa saja yang tersedia, berapa harganya, berapa usang diharapkan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai yaitu pembelajar dan pengajar .
Selain pandangan di atas, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 33 orang pengajar di Yogyakarta yang dilakukan oleh mahasiswa acara Akta IV-UII angkatan XIV tahun sekolah tinggi 2004/2005, perihal bagaimanakah pemahanan pengajar terhadap media pembelajaran, alasan memakai media dan manfaat memakai media dalam proses pembelajaran? Dari hasil wawancara tersebut, sanggup disimpulkan bahwa :
Pertama, pemahaman pengajar terhadap Media pembelajaran, bahwa media ialah : [1] media pembelajaran sebagai alat bantu untuk memberikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran dan sebagai alat komunikasi untuk merangsang pembelajar belajar. [2] media pembelajaran sanggup menggantikan objek orisinil yang dipelajari. [3] media pembelajaran, sebagai alat bantu untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan pembalajaran [4] pesan [materi pelajaran] yang disampaikan pengajar sanggup diterima pembelajar dengan baik. [5] penggunaan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, materi, metode dan tujuan pembelajaran sanggup menumbuhkan minat, ketertarikan dan kemampuan pembelajar terhadap materi pelajaran. [6] media pembelajaran, sebagai alat/sarana yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran dalam proses pembelajaran.
Kedua, alasan pengajar memakai media dalam proses pembelajaran, ialah : [1] media sifatnya praktis, gampang digunakan dalam proses pembelajaran dan biar proses serta produk atau hasil berguru pembelajar tidak menyimpang dari objek dan duduk perkara yang dipelajari. [2] memperlihatkan kemudahan bagi pengajar untuk menjelaskan materi pelajaran serta gampang dipahami pembelajar. [3] menghindari kejenuhan pengajar maupun pembelajar. [4] menyebarkan kreativitas pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran. [5] mendayagukan dan menyebarkan potensi SDM dalam meningkatkan mutu pendidikan. [6] optimalisasi proses pembelajaran dengan mempertimbangkan kamjauan IPTEK. [7] membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. [8] variasi pengajar dalam memakai media dan metode mengajar. [9] materi yang disampaikan gampang diterima dan dipahami pembelajar. [10] sanggup menumbuhkan minat, ketertarikan dan kemampuan pembelajar terhadap materi pelajaran.
Ketiga, manfaat media pembelajaran bagi pengajar dalam proses pembelajaran, ialah : [1] meningkatkan variasi belajar, motivasi dan memudahkan pembelajar dalam mendapatkan materi pelajaran. [2] membantu pengajar dalam proses pembelajaran. [3] memperlihatkan klarifikasi serta gambar dengan cara yang gampang dipahami pembelajar. [4] membuat suasana yang sinergis. [5] membiasakan pengajar kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. [6] lebih efisien dari segi waktu. [7] memperlihatkan kemudahan bagi pembelajar dalam peresapan materi pelajaran. [8] meningkatkan kualitas pengajar dalam mengajar dan meningkatkan prinsip berguru sederhana dan sempurna guna. [9] dengan media pembelajaran, materi pelajaran sanggup disampaikan secara sistematik dan terfokus. [10] sanggup memperjelas penyajian materi pelajaran, lebih efisien dan efektif, sanggup menumbuhkan motivasi, minat, ketertarikan pembelajar dalam belajar. [11] metode mengajar bervariasi, menarik, sehingga pembelajar tidak merasa bosan. [12] menghemat tenaga, lantaran tidak harus berulang kali menulis di papan tulis dan sanggup digunakan berulang kali. [13] materi yang disampaikan dengan gampang diserap pembelajar. [14] terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan pembelajar. [15] tercipta suasana berguru yang menyenangkan, tanpa tekanan dan tidak membosankan .
3. Keterampilan Memilih, Menggunakan, Membuat Media pembelajaran
Untuk memakai media pembelajaran dengan baik dan efisien dalam proses pembelajaran, diharapkan keterampilan menentukan media yang akan digunakan, dibutuhkan keterampilan dan keahlian untuk membuat media pembelajaran. Oleh lantaran itu, pengajar atau calon pengajar harus berusaha menentukan dan membuat media pembelajaran yang sanggup memenuhi kriteria-kriteria sebagai sebuah media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
a. Memilih dan Menggunakan Media pembelajaran
Setiap pengajar tidak cukup hanya mempunyai pengetahuan perihal kemediaan saja, tetapi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan dan memakai media dengan baik dalam suatu proses pembelajaran dan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Maka, kriteria-kriteria pemilihan tersebut antara lain, sebagai berikut :
1] Tujuan pengajaran
2] Bahan pelajaran
3] Metode mengajar
4] Tersedianya alat yang dibu-tuhkan
5] Jalannya pelajaran
6] Penilaian hasil belajar
7] Pribadi pengajar
8] Minat dan kemampuan pem-belajar
9] Situasi pengajaran yang sedang berlangsung .
Dick dan Carey [1978], me-nyebutkan bahwa di samping kese-suaian dengan tujuan pembelajaran, masih ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan media, yaitu : Pertama, tersedia sumber setempat, artinya apabila media tersebut tidak tersedia, maka harus dibeli atau dibentuk sendiri. Kedua, apakah tersedianya dana, tenaga, dan kemudahan Ketiga, kepraktisan dan ketahanan media untuk jangka waktu yang lama, artinya sanggup digunakan dalam kondisi apapun dan waktu kapanpun, serta gampang dibawa ke mana-mana sesuai dengan keperluan. Keempat, ialah faktor efektivitas dan efesiensi biaya, apabila dimanfaatkan untuk jangka waktu yang relatif lama. Media yang pengadaannya memerlukan investasi mahal, tetapi sifatnya tidak sanggup diadaptasi dengan kebutuhan perkembangan, contohnya materinya sudah kedaluwarsa, maka lebih baik menentukan media yang murah menyerupai brosur dan lain-lain yang daya tahannya lebih lama.
Dari keterangan di atas, terlihat bahwa antara media pembelajaran dengan faktor-faktor pengajaran lainnya sangat erat hubungannya dan interdependensi antara satu faktor dengan faktor yang lainnya dalam proses pembelajaran. Artinya, masing-masing komponen tersebut tidak terpisah, tapi menyatu satu dengan yang lain. Tetapi selain hal-hal tersebut di atas, ada juga komponen lain yang perlu dan harus diperhatikan pada ketika menentukan dan memakai media, yaitu :
1] Daya jangkauan, terhadap pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan pengajaran masal.
2] Keluwesan pakai, yaitu kapan media tersebut akan digunakan, di mana akan digunakan dan audiennya siapa.
3] Ketergantungan, artinya media yang digunakan juga tergantung pada sarana dan kemudahan yang lain.
4] Kendali, siapa yang akan mengendalikan media tersebut?
5] Atribut, artinya kualitas hasil media yang digunakan dalam proses belajar?
6] Biaya, artinya media yang digunakan mahal atau murah dan juga daya tahannya?
b. Membuat Media Pembelajaran
Setiap pengajar, selain memakai media pembelajaran yang telah diproduksi oleh produser media, juga diharapkan sanggup membuat sendiri media pembelajaran yang sederhana dan sesuai dengan kriteria pembuatan media. Tetapi, untuk membuat media pembelajaran diharapkan keterampilan [skill]. Pengajar, penatar, presentator yang berkeinginan menjelaskan sesuatu ide, informasi, suatu gagasan secara baik dan jelas, diharapkan keterampilan untuk menuangkan pesan tersebut. Sebagai pola saja, ketika mendisaian “media transparansi”, pada umumnya “semua” ide-ide, informasi, gagasan yang akan dijelaskan dituangkan pada transparansi dengan “prinsip memberikan informasi sedetail-detailnya”, sehingga sebuah transparansi terlihat penuh, ramai, berjubel, hurup-hurup yang kecil, terkesan kurang sederhana, dan bahkan sisi keindahan terabaikan. Hal ini mengakibatkan peserta pesan sulit memahami ide-ide, informasi, gagasan yang dituangkan pada transparansi tersebut. Suatu disain transparansi yang baik, hanya sanggup memuat “hal-hal yang pokok-pokok saja”, tidak perlu detail, mempunyai unsur kesederhanaan, keindahan dan apabila disain transparansi dengan memakai gambar, maka gambar tersebut harus “mengandung unsur gerak” suatu perbuatan dan bukan gambar mati. Dengan dasar ini, maka seorang pengajar harus mempunyai skill atau keterampilan mendisain atau membuat “media pembelajaran”.
Selain mempunyai skill atau keterampilan, disain media tersebut harus juga memenuhi syarat-syarat tertentu, sebagai berikut :
1] Rasional, yaitu sesuai dengan logika dan bisa dipikirkan oleh kita
2] Ilmiah, yaitu sesuai dengan perkembangan logika dan bisa dipikirkan oleh kita.
3] Ekonomis, yaitu sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat dan efisien.
4] Praktis, yaitu sanggup digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana .
Untuk itu, kepada para pengajar selain dituntut sanggup memakai media pembelajaran yang telah ada, juga dituntut kemampuannya untuk sanggup membuat media sederhana yang sanggup digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Sebagai contoh, pelajaran ibadah haji yang selama ini dalam proses pembelajaran dilakukan secara verbalisme semata yang tentu banyak mengandalkan kemampuan daya ingat pengajar dan sisiwa yang mungkin saja terjadi kelupaan dalam menerangkan. Alasan lain, mungkin jugu pengajar itu sendiri belum melaksanakan ibadah haji, sehingga apa yang dijelaskan itu hanya secara teori dan mungkin juga ada hal-hal yang terlupakan secara praktek. Untuk mengatasi hal ini, seorang pengajar sanggup mengemas atau memakai kemasan produk media pelaksanaan ibadah haji dalam suatu rekaman video atau VCD yang sanggup digunakan untuk disampaikan dalam proses pembelajaran. Hal ini, sangat membantu pengajar dalam menjelaskan, sehingga tidak ada hal-hal yang terlupakan dalam menjelaskan pelajaran ibadah haji.
4. Nilai dan Kegunaan Media Pembelajaran
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan evaluasi ialah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Kedudukan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan berguru yang diatur oleh pengajar. Dari sini, nilai dan kegunaan media pembelajaran yang digunakan untuk sanggup mempertinggi berguru pembelajar, mempertinggi hasil berguru yang dicapai pembelajar dalam proses pembelajaran.
a. Nilai Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan sanggup mempertinggi berguru pembelajar dalam proses pengajaran dan sanggup mempertinggi hasil berguru yang dicapai pembelajar. Nana Sudjana, menyatakan ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran sanggup mempertinggi proses berguru pembelajar.
Alasan pertama, berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran pembelajar, antara lain :
1] Pengajaran akan lebih menarik perhatian pembelajar, sehingga sanggup menumbuhkan motivasi belajar.
2] Bahan pengajaran akan lebih terang maknanya, sehingga lebih gampang dipahami oleh pembelajar dan memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3] Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komuni-kasi verbal, sehingga membuat pembelajar cepat bosan, pengajar ke-habisan tenaga dan mungkin juga materi pelajaran, apalagi pengajar mengajar setiap jam pelajaran.
4] pembelajar lebih banyak melaksanakan kegiatan belajar, lantaran tidak hanya mendengarkan uraian pengajar saja, tetapi pembelajar sanggup melaksanakan kegiatan lain, menyerupai mencatat, mengamati, mendemon-strasikan, dll.
Alasan kedua, berkenaan dengan taraf berpikir pembelajar, artinya taraf berfikir insan mengikuti tahap perkembangan, yaitu dimulai dari berpikir konkrit menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Maka. penggunaan Media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut, lantaran dengan memakai media pembelajaran hal-hal yang ajaib sanggup dikonkritkan dan hal-hal yang kompleks sanggup disederhanakan .
b. Kegunaan Media Pembelajaran
Secara umum kegunaan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran ialah :
1] Memperjelas sajian pesan biar tidak terlalu verbalistik dalam bentuk kata-kata tertulis dan ekspresi belaka.
2] Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, contohnya :
[a] Objek yang terlalu besar sanggup digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film, dan model.
[b] Objek yang kecil sanggup dibantu dengan projector mikro, film bingkai, film, dan gambar.
[c] Kejadian atau kejadian yang terjadi di masa kemudian sanggup ditampilkan lagi lawat rekaman film, vidio, film bingkai, foto, maupun verbal.
[d] Objek yang terlalu kompleks [misalnya mesin-mesin] sanggup disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
[e] Konsep yang terlalu luas, menyerupai gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain sanggup divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3] Dengan memakai media pembelajaran secara sempurna dan bervariasi sanggup di atasi perilaku pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berkhasiat untuk :
[a] Menimbulkan kegairahan belajar.
[b] Memungkinkan interaksi yang lebih eksklusif antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
[c] Memungkinkan anak didik sanggup berguru sendiri berdasarkan kemampuan dan minatnya.
4] Dengan sifat yang unik pada tiap pembelajar ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda antara pengajar dan pembelajar, sedangkan kurikulum dan materi pengajaran ditentukan sama untuk semua pembelajar, maka pengajar mengalami kesulitas bilamana semuanya itu harus ditangani sendiri. Pengajar sanggup mengatasi hal-hal tersebut dengan memakai media pembelajaran, yaitu :
[a] Kemampuan pengajar memperlihatkan perangsang yang sama
[b] Kemampuan pengajar dalam mempersamakan pengalaman.
[c] Kemampuan pengajar untuk mengakibatkan persepsi yang sama .
Dari klarifikasi di atas sanggup dikatakan bahwa “manfaat media” pengajaran ialah :
1. Lebih menarik perhatian
2. Menumbuhkan motivasi
3. Bahan pengajaran lebih jelas
4. Metode bervariasi
5. Pembelajar banyak melaksanakan kegiatan belajar
Jadi, media ialah segala sesuatu yang sanggup digunakan untuk menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada peserta informasi atau peserta pesan. Dengan demikian, peranan media dalam proses pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan [informasi] yang sanggup dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran atau sarana fisik untuk memberikan isi/materi pelajaran.
Penilaian Hasil Belajar, suatu proses untuk mengambil keputusan dengan memakai informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang memakai instrumen tes maupun non tes. Penilaian hasil berguru gres sanggup dilakukan dengan baik dan benar bila memakai informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil berguru yang memakai tes sebagai alat ukurnya.
Konsep pokok mengenai penilaian, tes dan pengukuran, terutama yang berkenaan dengan pengertian, peranan, fungsi dan etika tes, perencanaan tes, konstruksi butir soal baik tes uraian [terbatas dan bebas] maupun tes objektif dalam beberapa tipe, pengadministrasian tes [mencakup perakitan naskah tes, penulisan petunjuk tes, produksi naskah tes, dan beberapa pertimbangan pelaksanaan tes], pengolahan dan pendekatan penilaian, serta analisis soal.
0 Response to "Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran"
Post a Comment