Mengapa Ramadan Layak Dirindukan

Sebagaimana seorang kekasih yang selalu diharap-harap kedatangannya; rasanya tak ingin berpisah sekalipun cuma sedetik; demikian halnya bulan Ramadhan mirip digambarkan sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah, "Andaikan tiap hamba mengetahui apa yang ada dalam Ramadhan, maka ia bakal berharap dalam satu tahun ialah bulan Ramadhan terus."

Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa kita layak merindukan Ramadhan

1.        Gelar ketaqwaan
Taqwa ialah gelar tertinggi yang sanggup diraih insan sebagai hamba Allah. Tidak ada gelar yang lebih mulia dan tinggi dari itu. Maka setiap hamba yang telah bisa meraih gelar taqwa, ia dijamin hidupnya di nirwana dan diberi kemudahan-kemudahan di dunia, dan puasa ialah sarana untuk mendapat gelar taqwa itu.

"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau biar kau bertaqwa." (QS al-Baqarah: 183) Kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah kepada hambanya yang taqwa, antara lain:
a.        Jalan keluar dari semua masalah Kemampuan insan amat terbatas, sementara problem yang dihadapi begitu banyak. Mulai dari masalah dirinya, anak, istri, saudara, orang tua, kantor dan sebagainya. Tapi bila orang itu taqwa, Allah akan memperlihatkan jalan aneka macam problem itu. Bagi Allah tidak ada yang sulit, karena Dialah pemilik kehidupan ini. "...Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, pasti Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (QS. Ath Thalaaq: 2) "...Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, pasti Allah mengakibatkan baginya fasilitas dalam urusannya." (QS. Ath Thalaaq: 4)

b.        Dicukupi kebutuhannya"Dan memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupkan (keperluan)nya...."(QS. Ath Thalaaq: 3)

c.        Ketenangan jiwa, tidak khawatir dan sedih hati Bagaimana bisa bersedih hati, bila di dalam dadanya tersimpan Allah. Ia telah menggantungkan segala hidupnya kepada Pemilik kehidupan itu sendiri. Maka orang yang selalu mengingat-ingat Allah, ia bakal memperoleh ketenangan. "Hai bawah umur Adam, kalau tiba kepadamu rasul-rasul daripada kau yang
menceritakan kepadamu ayat-ayat-KU, maka barangsiapa bertaqwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. al-A'raaf: 35)

2.        Bulan pengampunan
Tidak ada insan tanpa dosa, sebaik apapun dia. Sebaik-baik insan bukanlah yang tanpa dosa, karena itu tidak mungkin. Namun insan yang baik ialah yang paling sedikit dosanya, kemudian bertobat dan berjanji tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi.

Karena dosa insan itu setumpuk, maka Allah telah menyediakan alat penghapus yang canggih. Itulah puasa pada bulan Ramadhan. Beberapa hadis menyatakan demikian, salah satunya diriwayatkan Bukhari Muslim dan Abu Dawud, "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanannya dan karena mengharap ridha Allah, maka dosa-dosa sebelumnya diampuni."

3.        Pahala dilipatgandakan
Tidak hanya pengampunan dosa, Allah juga telah menyediakan bonus pahala berlipat-lipat kepada siapapun yang berbuat baik pada bulan berkat ini. Rasulullah bersabda, "Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan sepuluh lipad gandanya hingga tujuh ratus lipat gandanya." (HR. Bukhari Muslim)

Bahkan amalan-amalan sunnah yang dikerjakan pada Ramadhan, pahalanya dianggap sama dengan mengerjakan amalan wajib (HR. Bahaiqi dan Ibnu Khuzaimah). Maka perbanyaklah amal dan ibadah selagi Allah menggelar obral pahala.

4.        Pintu nirwana dibuka dan neraka ditutup
"Kalau tiba bulan Ramadhan terbuka pintu surga, tertutup pintu neraka, dan setan-setan terbelenggu."(HR Muslim)

Kenapa pintu nirwana terbuka? Karena sedikit saja amal perbuatan yang dilakukan, bisa mengantar seseorang ke surga. Boleh diibaratkan, bulan puasa itu bulan obral. Orang yang tidak membeli akan merugi.

Amal sedikit saja dilipatgandakan ganjarannya sedemikian banyak. Obral ganjaran itu untuk mendorong orang melaksanakan amal-amal kebaikan di bulan Ramadhan. Dengan demikian otomatis pintu neraka tertutup dan tidak ada lagi kesempatan buat setan menarik hati manusia.

5.        Ibadah istimewa
Keistimewaan puasa ini dikatakan Allah lewat hadis qudsinya, "Setiap amalan anak Adam itu untuk dirinya, kecuali puasa. Itu milik-Ku dan Aku yang membalasnya karena ia (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku." (HR Bukhari Muslim)

Menurut Quraish Shihab, salah seorang mufassir Indonesia, puasa dikatakan untuk Allah dalam arti untuk meneladani sifat-sifat Allah, begitulah subtansi puasa.

Misalnya, dalam bidang jasmani, kita tahu Tuhan tidak beristri. Makara ketika berpuasa ia tidak boleh melaksanakan kekerabatan seks. Allah tidak makan, tapi memberi makan. Itu diteladani, maka ketika berpuasa kita tidak makan, tapi kita memberi makan. Kita dianjurkan untuk mengajak orang berbuka puasa. Ini tahap dasar meneladani Allah.

Masih ada tahap lain yang lebih tinggi dari sekedar itu. Maha Pemurah ialah salah satu sifat Tuhan yang seharusnya juga kita teladani. Maka dalam berpuasa, kita dianjurkan banyak bederma dan berbuat kebaikan. Tuhan Maha Mengetahui. Maka dalam berpuasa, kita harus banyak belajar. Belajar bisa lewat membaca al-Qur'an, membaca kitab-kitab yang bermanfaat, meningkatkan pengetahuan ilmiah.

Allah swt setiap ketika sibuk mengurus makhluk-Nya. Dia bukan hanya mengurus manusia. Dia juga mengurus binatang. Dia mengurus semut. Dia mengurus rumput-rumput yang bergoyang. Manusia yang berpuasa meneladani Tuhan dalam
sifat-sifat ini, sehingga ia harus selalu dalam kesibukan.

Perlu ditekankan bahwa meneladani Tuhan itu sesuai dengan kemampuan kita sebagai manusia. Kita tidak bisa untuk tidak tidur sepanjang malam, tidurlah secukupnya. Kita tidak bisa untuk terus-menerus tidak makan dan tidak minum. Kalau begitu, tidak makan dan tidak minum cukup semenjak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari saja.

6.        Dicintai Allah
Nah, sesesorang yang meneladani Allah sehingga ia erat kepada-Nya. Bila sudah dekat, minta apa saja akan gampang dikabulkan. Bila Allah telah menyayangi hambanya, dilukiskan dalam satu hadis Qudsi, "Kalau Aku telah menyayangi seseorang, Aku menjadi pendengaran untuk telinganya, menjadi penglihatan untuk matanya, menjadi pegangan untuk tangannya, menjadi langkah untuk kakinya." (HR Bukhari)

7.        Do'a dikabulkan
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu ihwal Aku, katakanlah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang berdo'a apabila ia berdo'a, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku." (QS. al-Baqarah: 186)

Memperhatikan redaksi kalimat ayat di atas, berarti ada orang berdo'a tapi sesungguhnya tidak berdo'a, yaitu do'anya orang-orang yang tidak memenuhi syarat. Apa syaratnya? "maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku."

Benar, berdo'a pada Ramadhan punya kawasan khusus, mirip dikatakan Nabi saw, "Tiga do'a yang tidak ditolak; orang berpuasa hingga berbuka puasa, pemimpin yang adil dan do'anya orang teraniaya. Allah mengangkat do'anya ke awan dan membukakan pintu-pintu langit. 'Demi kebesaranKu, engkau pasti Aku tolong meski tidak sekarang." (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Namun harus diingat bahwa segala masakan yang kita makan, kesucian pakaian, kesucian tempat, itu punya kekerabatan yang erat dengan terkabulnya do'a. Nabi pernah bersabda, ada seorang yang sudah kumuh pakaiannya, kusut rambutnya berdo'a kepada Tuhan. Sebenarnya keadaannya yang kumuh itu bisa mengantarkan do'anya ia diterima. Tapi kalau makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya yang dipakainya terambil dari barang yang haram, bagaimana bisa dikabulkan doa'nya?
Jadi do'a itu berkaitan erat dengan kesucian jiwa, pakaian dan makanan. Di bulan Ramadhan jiwa kita diasah hingga bersih. Semakin higienis jiwa kita, semakin nrimo kita, semakin higienis tempat, pakaian dan makanan, semakin besar kemungkinan untuk dikabulkan do'a.

8. Lailatul Qodar
Pada bulan Ramadhan Allah menurunkan satu malam yang sangat mulia. Saking mulianya Allah menggambarkan malam itu nilainya lebih dari seribu bulan (QS. al-Qadr). Dikatakan mulia, pertama karena malam itulah awal al-Qur'an
diturunkan. Kedua, begitu banyak anugerah Allah dijatuhkan pada malam itu.
Beberapa hadits shahih meriwayatkan malam laulatul qodar itu jatuh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Seperti dirawikan Imam Ahmad, "Lailatul qadar ialah di tamat bulan Ramadhan tepatnya di sepuluh malam
terakhir, malam kedua puluh satu atau dua puluh tiga atau dua puluh lima atau dua puluh tujuh atau dua puluh sembilan atau tamat malam Ramadhan. Barangsiapa mengerjakan qiyamullail (shalat malam) pada malam tersebut karena mengharap
ridha-Ku, maka diampuni dosanya yang lampau atau yang akan datang."
Mengapa ditaruh diakhir Ramadhan, bukan pada awal Ramadhan? Rupanya karena dua puluh malam sebelumnya kita mengasah dan mengasuh jiwa kita. Itu ialah suatu persiapan untuk menyambut lailatul qodar. Ada dua tanda lailatul qadar. Al Qur'an menyatakan, "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat JIbril dengan izin Tuhan mereka untuk
mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan / kedamaian hingga terbit fajar. (QS al-Qadr: 4-5)

Malaikat bersifat gaib, kecuali bila berubah bentuk menjadi manusia. Tapi kehadiran malaikat sanggup dirasakan. Syekh Muhammad Abduh menggambarkan, "Kalau Anda menemukan sesuatu yang sangat berharga, di dalam hati Anda akan
tercetus suatu bisikan, 'Ambil barang itu!' Ada bisikan lain berkata, 'Jangan ambil, itu bukan milikmu!' Bisikan pertama ialah bisikan setan. Bisikan kedua ialah bisikan malaikat." Dengan demikian, bisikan malaikat selalu mendorong seseorang untuk melaksanakan hal-hal positif. Makara kalau ada seseorang yang dari hari demi hari sisi kebajikan dan positifnya terus
bertambah, maka yakinlah bahwa ia telah bertemu dengan lailatul qodar.

9. Meningkatkan kesehatan
Sudah banyak terbukti bahwa puasa sanggup meningkatkan kesehatan. Misalnya, dengan puasa maka organ-organ pencernaan sanggup istirahat. Pada hari biasa alat-alat pencernaan di dalam badan bekerja keras. Setiap masakan yang masuk
ke dalam badan memerlukan proses pencernaan kurang lebih delapan jam. Empat jam diproses di dalam lambung dan empat jam di usus kecil (ileum).
Jika malam sahur dilakukan pada pukul 04.00 pagi, berarti pukul 12 siang alat pencernaan selesai bekerja. Dari pukul 12 siang hingga waktu berbuka, kurang lebih selama enam jam, alat pencernaan mengalami istirahat total.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan para jago kesehatan, ternyata dengan berpuasa sel darah putih meningkat dengan pesat sekali. Penambahan jumlah sel darah putih secara otomatis akan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Menghambat perkembangan atau pertumbuhan bakteri, virus dan sel kanker. Dalam badan insan terdapat parasit-parasit yang menumpang makan dan minum. Dengan menghentikan pemasukan makanan, maka kuman-kuman penyakit seperti
bakteri-bakteri dan sel-sel kanker tidak akan bisa bertahan hidup. Mereka akan keluar melalui cairan badan bersama sel-sel yang telah mati dan toksin.
Manfaat puasa yang lain ialah membersihkan badan dari racun kotoran dan ampas, mempercepat regenasi kulit, membuat keseimbangan elektrolit di dalam lambung, memperbaiki fungsi hormon, meningkatkan fungsi organ reproduksi, meremajakan atau mempercepat regenerasi sel-sel tubuh, meningkatkan fungsi fisiologis organ tubuh, dan meningkatkan fungsi susunan
syaraf.

10. Penuh harapan
Saat berpuasa, ada sesuatu yang diharap-harap. Harapan itu kian besar menjelang sore. Sehari penuh menahan lapar dan minum, kemudian tiba waktu buka, wah... rasanya lega sekali. Alhamdulillah. Itulah impian yang terkabul. Apalagi impian bertemu Tuhan, masya' Allah, mengakibatkan hidup lebih bermakna. "Setiap orang berpuasa selalu mendapat dua kegembiraan, yaitu tatkala berbuka puasa dan ketika bertemu dengan Tuhannya." (HR. Bukhari).

11. Masuk nirwana melalui pintu khusus, Rayyaan
"Sesungguhnya di nirwana itu ada sebuah pintu yang disebut rayyan yang akan dilewati oleh orang-orang yang berpuasa pada hari tamat zaman nanti, tidak diperbolehkan seseorang melewatinya selain mereka. Ketika mereka dipanggil,
mereka akan segera bangun dan masuk semuanya kemudian ditutup." (HR. Bukhari)

12. Minum air telaganya Rasulullah saw
"Barangsiapa pada bulan Ramadhan memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya, dan mendapat pahala yang sama tanpa sedikit pun mengurangi pahala orang lain.

Mereka (para sahabat) berkata, 'Wahai Rasulullah, tidak setiap kami memiliki masakan untuk diberikan kepada orang yang berbuka puasa.' Beliau berkata, 'Allah memperlihatkan pahala kepada orang yang memberi buka puasa meski
dengan sebutir kurma, seteguk air, atau sesisip susu...Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya minum seteguk dari telagak dimana ia tidak akan haus hingga masuk surga." (HR. Ibnu Khuzaimah
dan Baihaqi)

13. Berkumpul dengan sanak keluarga
Pada tanggal 1 Syawal ummat Islam merayakan Hari Raya Idhul Fitri. Inilah hari kemenangan sehabis berperang melawan hawa nafsu dan syetan selama bulan Ramadhan. Di Indonesia punya tradisi khusus untuk merayakan hari senang itu
yang disebut Lebaran. Saat itu orang ramai melaksanakan silahtuhrahim dan saling memaafkan satu dengan yang lain. Termasuk kerabat-kerabat jauh tiba berkumpul. Orang-orang yang bekerja di kota-kota pulang untuk merayakan lebaran di kampung bersama kedua orang tuanya. Maka setiap hari Raya selalu terjadi pemandangan khas, yaitu orang berduyun-duyun dan berjubel-jubel naik kendaraan pulang kampung ke kampung halaman.

Silahturahim dan saling memaafkan itu berdasarkan pemikiran Islam bisa berlangsung kapan saja. Tidak mesti pada Hari Raya. Tetapi itu juga tidak dilarang. Justru itu momentum bagus. Mungkin, pada hari biasa kita sibuk dengan urusan
masing-masing, sehingga tidak sempat lagi menjalin kekerabatan dengan tetangga dan saudara yang lain. Padahal silahturahim itu dianjurkan Islam, sebagaimana dinyatakan hadis, "Siapa yang ingin rezekinya dibanyakkan dan
umurnya dipanjangkan, hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi!" (HR. Bukhari)

14. Qaulan tsaqiilaa
Pada malam Ramadhan ditekankan (disunnahkan) untuk melaksanakan shalat malam dan tadarus al-Qur'an. Waktu paling baik menunaikan shalat malam sesungguhnya seperdua atau sepertiga malam terakhir (QS Al Muzzammil: 3).
Tetapi demi kesemarakan syiar Islam pada Ramadhan ulama membolehkan melaksanakan terawih pada awal malam sehabis shalat isya' dengan berjamaah di masjid. Shalat ini terkenal disebut shalat tarawih.
Shalat malam itu merupakan peneguhan jiwa, sehabis siangnya sang jiwa dibersihkan dari nafsu-nafsu kotor lainnya. Ditekankan pula usai shalat malam untuk membaca Kitab Suci al-Qur'an secara tartil (memahami maknanya).
Dengan membaca Kitab Suci itu seseorang bakal mendapat wawasan-wawasan yang luas dan mendalam, karena al-Qur'an memang sumber pengetahuan dan ilham.
Dengan keteguhan jiwa dan wawasan yang luas itulah Allah kemudian mengaruniai qaulan tsaqiilaa (perkataan yang berat). Perkataan-perkataan yang berbobot dan berwibawa. Ucapan-ucapannya selalu berisi kebenaran. Maka
orang-orang yang suka melaksanakan shalat malam wajahnya bakal memancarkan kewibawaan.

15. Hartanya tersucikan
Setiap Muslim yang bisa pada setiap Ramadhan diwajibkan mengeluarkan zakat. Ada dua zakat, yaitu fitrah dan maal. Zakat fitrah besarnya 2,5 kilogram per orang berupa bahan-bahan masakan pokok. Sedangkan zakat maal besarnya 2,5
persen dari seluruh kekayaannya bila sudah mencapai batas nisab dan waktunya.


Zakat disamping dimaksudkan untuk menolong fakir miskin, juga guna mensucikan hartanya. Harta yang telah disucikan bakal mendatangkan barakah dan menghindarkan pemiliknya dari siksa api neraka. Harta yang barakah akan mendatangkan ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan. Sebaliknya, harta yang tidak barakah akan mengundang kekhawatiran dan ketidaksejahteraan.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Mengapa Ramadan Layak Dirindukan"

Post a Comment

Powered by Blogger.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel