Karma Siswa Badung
Suatu hari di sebuah kelas...
Seorang guru sedang memarahi salah satu siswanya alasannya dinilainya anak tersebut merupakan "provokator" kelas sehingga siswa-siswa yang lain menjadi gaduh dan susah di atur.
Si siswa yang dimarahi memang dikenal sebagai siswa yang cukup "nakal". Hampir seluruh guru di sekolah dibikin jengkel oleh ulah bandelnya.
"Hai Nak...kamu tahu nggak bahwa yang kau lakukan itu hanya menciptakan susah, menciptakan jengkel guru-gurumu." ucap sang guru. "Orang tuamu menyekolahkan kau di sini supaya kau menjadi orang yang baik, tidak menyusahkan orang lain."
Mendengar penuturan gurunya wacana orang tuanya, siswa tersebut berkaca-kaca alasannya haru. Ia teringat pada kedua orang tuanya yang sedang bersusah payah mencari nafkah untuknya.
"Mereka tentunya berharap supaya anaknya menjadi orang yang arif dan sukses. Tapi apa yang kau lakukan selama ini,,,malah justru menciptakan jengkel guru-gurumu. Sebagai wali kelasmu, saya sudah banyak dilapori wacana kelakuanmu yang sering bikin gaduh di kelas. Apa itu yang dibutuhkan ibumu??? Apa itu yang dinasehatkan oleh ayahmu???" lanjut sang guru menasehati.
Hampir-hampir saja air mata siswa itu menetes mendengar penuturan gurunya itu.
Merasa nasehatnya berhasil, sang guru lebih semangat lagi untuk melanjutkan kata-katanya...
"Kamu tahu nggak, jikalau kau sering bikin jengkel gurumu, nanti kau akan dibalas oleh anak atau siswamu kelak saat kau sudah dewasa...."
Belum selesai guru tersebut melanjutkan nasehatnya, siswa tersebut bukannya menangis malah tertawa lebar.
"Hahahaha...." tawa siswa itu.
Sang guru pun menjadi heran. Ia merasa siswa tadi sudah hampir menangis dan risikonya akan meratapi perbuatannya. Tapi yang terjadi justru diluar perkiraannya, siswa itu malah tertawa lebar.
"Hei..kenapa kau malah tertawa?" tanya guru itu keheranan.
"Saya tertawa alasannya mendengar nasehat Bapak" jawab siswa.
"Memangnya kenapa?" tanya guru itu.
"Karena mendengar nasehat Bapak tadi saya jadi tahu, ternyata Bapak dan Ibu Guru semua dulu yakni bawah umur yang nakal, bandel dan badung, sama menyerupai saya" jawab siswa itu.
"Lho kok bisa...?", guru itu tambah penasaran.
"Iya,,, nyatanya kini Bapak dieksekusi atas ulah Bapak sewaktu muda. Sekarang Bapak direpotkan dan disusahkan oleh siswa Bapak. Ini semua niscaya gara-gara Bapak dulu juga anak yang badung" jawab siswa, masih sambil menahan tawanya.
".....hmh...." sang guru pun galau mesti menjawab apa.
Seorang guru sedang memarahi salah satu siswanya alasannya dinilainya anak tersebut merupakan "provokator" kelas sehingga siswa-siswa yang lain menjadi gaduh dan susah di atur.
Si siswa yang dimarahi memang dikenal sebagai siswa yang cukup "nakal". Hampir seluruh guru di sekolah dibikin jengkel oleh ulah bandelnya.
"Hai Nak...kamu tahu nggak bahwa yang kau lakukan itu hanya menciptakan susah, menciptakan jengkel guru-gurumu." ucap sang guru. "Orang tuamu menyekolahkan kau di sini supaya kau menjadi orang yang baik, tidak menyusahkan orang lain."
Mendengar penuturan gurunya wacana orang tuanya, siswa tersebut berkaca-kaca alasannya haru. Ia teringat pada kedua orang tuanya yang sedang bersusah payah mencari nafkah untuknya.
"Mereka tentunya berharap supaya anaknya menjadi orang yang arif dan sukses. Tapi apa yang kau lakukan selama ini,,,malah justru menciptakan jengkel guru-gurumu. Sebagai wali kelasmu, saya sudah banyak dilapori wacana kelakuanmu yang sering bikin gaduh di kelas. Apa itu yang dibutuhkan ibumu??? Apa itu yang dinasehatkan oleh ayahmu???" lanjut sang guru menasehati.
Hampir-hampir saja air mata siswa itu menetes mendengar penuturan gurunya itu.
Merasa nasehatnya berhasil, sang guru lebih semangat lagi untuk melanjutkan kata-katanya...
"Kamu tahu nggak, jikalau kau sering bikin jengkel gurumu, nanti kau akan dibalas oleh anak atau siswamu kelak saat kau sudah dewasa...."
Belum selesai guru tersebut melanjutkan nasehatnya, siswa tersebut bukannya menangis malah tertawa lebar.
"Hahahaha...." tawa siswa itu.
Sang guru pun menjadi heran. Ia merasa siswa tadi sudah hampir menangis dan risikonya akan meratapi perbuatannya. Tapi yang terjadi justru diluar perkiraannya, siswa itu malah tertawa lebar.
"Hei..kenapa kau malah tertawa?" tanya guru itu keheranan.
"Saya tertawa alasannya mendengar nasehat Bapak" jawab siswa.
"Memangnya kenapa?" tanya guru itu.
"Karena mendengar nasehat Bapak tadi saya jadi tahu, ternyata Bapak dan Ibu Guru semua dulu yakni bawah umur yang nakal, bandel dan badung, sama menyerupai saya" jawab siswa itu.
"Lho kok bisa...?", guru itu tambah penasaran.
"Iya,,, nyatanya kini Bapak dieksekusi atas ulah Bapak sewaktu muda. Sekarang Bapak direpotkan dan disusahkan oleh siswa Bapak. Ini semua niscaya gara-gara Bapak dulu juga anak yang badung" jawab siswa, masih sambil menahan tawanya.
".....hmh...." sang guru pun galau mesti menjawab apa.
0 Response to "Karma Siswa Badung"
Post a Comment